Ini Kata Gus Nuril Mengenai Fatwa MUI Dibandingkan Fatwa NU Dan Muhamadiyah

Pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Sokotunggal II, Jakarta, Gus Nuril Arifin, menyebut fatwa Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah lebih sahih daripada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Fatwa MUI tidak bisa dikatakan mengikat di negeri ini, lebih sahih fatwa PBNU atau Muhammadiyah yang disebut sebagai majelis," kata Gus Nuril saat menjamu Ahok di kediamannya kemarin.
Pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Sokotunggal II, Jakarta, Gus Nuril Arifin, menyebut fatwa Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah lebih sahih daripada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Fatwa MUI tidak bisa dikatakan mengikat di negeri ini, lebih sahih fatwa PBNU atau Muhammadiyah yang disebut sebagai majelis," kata Gus Nuril saat menjamu Ahok di kediamannya kemarin.
Menurut Gus Nuril, fatwa ulama di Indonesia tidak mengikat sebagaimana seruan ulama atau Mufti di Mesir atau di negara-negara Islam lainnya. Bahkan, dengan membuat fatwa bahwa pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menista agama, MUI dinilainya berupaya makar.

"Saya kira MUI harus hati-hati mengeluarkan fatwa. Sadar atau tidak MUI telah melakukan makar," ujarnya.

Kemarin, Ahok mendatangi Pondok Pesantren Gus Nuril di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Dalam perbincangan dengan Ahok, Gus Nuril secara umum berpendapat bahwa polemik kebangsaan yang kini terjadi berawal dari fatwa MUI. Hal ini, menurut dia, tidak bisa dibiarkan sebab bisa saja berujung pada upaya penggulingan presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ahok sebagai pintu masuknya. Dikutip dari Rimanews.