Sekelompok arkeolog China berhasil menyelesaikan proses eskavasi terhadap situs bersejarah di Lajia, Provinsi Qinghai, China.
Di lokasi ini, 4000 tahun silam terjadi gempa bumi dahsyat yang telah menghancurkan tempat tersebut serta mengubur warganya.
Dahsyatnya gempa bumi dan dampaknya tersebut, bahkan telah membuat lokasi ini disamakan dengan apa yang terjadi di Pompeii.
Adapun di lokasi ini, arkeolog menemukan reruntuhan bangunan serta kerangka orang-orang yang terkubur di dalamnya.
Ajaibnya, kerangka-kerangka ini masih berada dalam posisi terakhir mereka ketika bencana dahsyat itu terjadi.
Salah satu yang menarik perhatian yakni adanya kerangka dua orang yang saling berpelukan satu sama lain.
Keduanya berada dalam posisi berlutut, dengan tangan yang merangkul kerangka yang ukurannya lebih kecil.
Kerangka ini disebutkan merupakan kerangka ibu dan anaknya.
Sang ibu berusaha untuk melindungi anaknya pada saat-saat terakhir sebelum menghembuskan nafas.
Kerangka lainnya memperlihatkan adegan serupa.
Namun, kedua kerangka ini diduga merupakan pasangan perempuan dan laki-laki yang berada dalam posisi saling berpelukan.
Sebagaimana dilansir People Daily Online, para ahli yakin bahwa tempat ini hancur akibat diguncang gempa dahsyat dan diikuti oleh banjir bandang dari sungai kuning.
Meski demikian mereka belum bisa memastikan seberapa besar bencana itu.
Situs ini kali pertama ditemukan pada tahun 2000 lalu, kemudian dilakukan eskavasi di lahan seluas 40 ribu meter persegi.
Mereka yakin bahwa situs ini menyimpan informasi sangat berharga mengenai perdaban di Sungai kuning ribuan tahun lalu.
Termasuk menyimpan informasi berharga bencana yang pernah terjadi.
Temuan mereka ini dipresentasikan dalam sebuah konferensi akademis di Provinsi Gangsu pada awal Bulan Agustus lalu. Sementara sisa-sisa kerangka itu dipamerkan di Museum Laijia.
Sumber : jogja.tribunnews.com